Ini Bahaya Pakai VPN Buat Akali Pembatasan Medsos
Usai pembatasan
pada sejumlah fitur di media sosial dan platform messagingtermasuk WhatsApp, banyak pengguna
menggunakan Virtual Private Network atau VPN. Dengan menggunakan
VPN, pengguna bisa mengirimkan gambar dan video yang sebelumnya tidak bisa
sama sekali dampak pembatasan tersebut.
Namun ternyata
dengan menggunakan VPN, ada bahaya yang mengintai perangkat pengguna.
Dilansir dari laman Restoreprivacy, Rabu, 22 Mei 2019,
berikut tujuh alasan berbahaya layanan VPN sangat berbahaya:
1.Mengandung Malware
Dari
penelitian CSIRO, lebih dari 38 persen aplikasi gratis VPN mengandung malware alias program berbahaya.
Malware bisa datang dalam
bentuk apa pun dan yang tersembunyi pada VPN bisa mencuri data dan digunakan
untuk menargetkan iklan dan email spam pengguna. Selain itu juga bisa
membajak akun secara online.
Malware juga
bertanggung jawab untuk mencuri uang dan barang atau produk digital. Kejahatan
lainnya seperti mengunci atau mengenkripsi perangkat dan meminta imbalan untuk
mengembalikannya.
2.Mengumpulkan data pribadi
VPN
dapat melacak untuk mengumpulkan data pribadi penggunanya. Studi CSIRO
mencatat, 75 persen dari 283 VPN mengandung pelacakan pada kode sumber.
Pengumpulan data ini bisa bernilai bagi iklan dan juga analitik.
Salah
satu contohnya layanan VPN gratis berbasis Kanada, Betternet. Aplikasi itu
dilihat CSIRO mengandung 14 tracking libraries yang berbeda, selain juga ditemukan
keberadaanmalware tingkat tinggi. Dengan
fakta itu, Betternet memasarkan layanannya sebagai solusi keamanan dan
privasi.
3.Akses data pengguna
Saat
data pengguna dikumpulkan oleh VPN, akan dijual atau ditransfer pada pihak
ketiga. Ini demi kepentingan keuntungan semata. Salah satu contohnya Opera
Free VPN yang saat ini dimiliki konsorsium China. VPN itu menawarkan layanan
gratis tanpa batas lewat browser, ini merupakan cara mereka
mengumpulkan serta berbagi data pengguna.
4.Mencuri Bandwidth
Sejumlah
bisnis menggunakan VPN gratis untuk mencuri bandwidth dan menjualnya kembali pada pihak
ketiga.
Salah satu
contohnya layanan berbasis di Israel, Hola VPN. Layanan ini diketahui telah
mencuri bandwidth dan
dengan curang menjual lewat sister company, Luminati.
Dalam
kebijakan sistemnya, Hola mengakui mereka mungkin akan membagikan data
pengguna dengan pihak ketiga.
5.Membajak browser
Cara
VPN menghasilkan uang bisa juga dengan cara pembajakan browser. Ini akan terjadi saat layanan itu mengalihkan browser pada website partner
tanpa izin pengguna.
Hotspot
Shield VPN ditemukan mengalihkan permintaan HTTP pada situs e-commerceseperti Alibaba dan e-Bay lewat jaringan
mitranya.
6.Kebocoran data
VPN
yang baik seharusnya mengamankan dan melakukan enkripsi pada trafik antara
perangkat dengan server VPN.
Namun
sejumlah layanan VPN baik yang gratis dan berbahaya, ditemukan banyak yang
membocorkan data pengguna. Kebocoran berasal dari IP address dan DNS, masalah
yang kerap terjadi di VPN gratis.
Penelitian
CSIRO menemukan 84 persen VPN gratis membuka IPv6 pengguna yang nyata dan
unik secara global. Selain itu juga 60 persen VPN gratis membocorkan
permintaan DNS, ini membuat history dan lokasi browser pengguna
terbuka.
7.Penipuan
Dengan
kejahatan yang sudah disebutkan tadi, akibat penggunaan bisa mengalami
pencurian identitas serta penipuan secara finansial.
Hotspot
Shield memberikan akses pada pihak ketiga untuk data pengguna mereka. Model
bisnis yang terjadi pada VPN gratis membuat layanan itu sangat berbahaya.
Sumber : https://www.viva.co.id
0 Response to "Ini Bahaya Pakai VPN Buat Akali Pembatasan Medsos"