Curhat Suami Punya Istri Guru
Dulu, saya memang sengaja
pilih istri mahasiswa jurusan pendidikan, karena ujungnya jadi guru, bukan
bidan, atau suster.
Hemat saya, guru itu punya
waktu longgar. Seperti guru SD saya dulu. Biar bisa ngurusi anak di rumah.
Hidup damai, tentram, dan
sejahtera.
Istri punya banyak waktu
luang.
Sore-sore bisa ngobrol di
amben depan rumah. Bersama anak.
Di kampung, guru itu
dihormati.
Bayaran guru saat ini juga
lumayan, jika guru negeri.
Jika guru luar negeri, tentu
saja tergantung keberuntungannya.
😊
Kenyataan, mimpi cuma mimpi.
Masak saja, bilangnya gak
sempat.
Takut telat.
Lawuh nasi cuma beli.
Kadang penyet, kadang masakan
bali.
Berangkat pagi sekali. Anak
belum juga mandi.
Takut sama check clock.
Check Clock itu nama kepala
sekolahkah?
Atau jangan-jangan itu
pengawas?
Entahlah!
Pulang sekolah sampai sore.
Bilangnya lelah .
Lelahnya melebihi kuli. Badan
katanya capek semuanya, kepala Pusing....
Selesai mandi, langsung
hidupkan laptop.
Ditanya, cukuuuup njawab
semaunya
Iya-tidak. Iya-tidak.
Tapi jika kehilangan barang,
satu rumah rusuh semua.
Disuruh berhenti dulu
bilangnya "ini penting sungguh".
Katanya buat perangkat
mengajar, Besok ada supervisi,
Buat RPP,
Prota, Prosem,
Kisi-kisi Soal,
Abis itu koreksi,
Buat nilai, Isi raport online.
Apakah istri saya gabung ojek
online?
Kadang istri juga suka main
kertas di rumah.
Ruang tamu sudah mirip
fotocopy.
Kertas di mana-mana.
Anak mendekat, langsung
disentak.
Disuruh pergi. Bikin bingung saja.
Bikin sumpek. Bikin pusing.
Saat saya tanya, katanya
sedang pemberkasan.
Makanan apa itu? Jangan-jangan
pemberkasan itu nama orang. Semacam kepala dinas begitu.
Entahlah!
Malam-malam masih juga sibuk
Tak juga tidur Bilangnya menunggu sinyal
Katanya mau upload data,
Sertifikat dll. Kalau siang tak bisa karena Sinyal lelet.... Ah, hingga dini
hari, tak juga ia selesai.
Saya ketiduran,
Dari ingin, jadi dingin.
Liburan.... saya pikir bisa
diajak berkunjung ke orang tua. Nyatanya nggak... Tiap pagi masih ke sekolah.
Katanya finger print. Jika telat bisa dipecat.
Sabtu Minggu juga. Ada diklat,
seminar, juga diseminasi.
Ah, menyebalkan sekali.
Juni Juli.
Bilangnya jadi panitia PPDB
zonasi.
Au ah, gelap...
Jika saya jadi menteri,
liburannya saya tambahi. Setahun dua tahun. Biar bahagia para suami Yang
istrinya jadi guru.
Oleh: Bapak xxxx
0 Response to "Curhat Suami Punya Istri Guru "