Mengimbaskan Praktik Baik Pembelajaran Melalui Program Kemitraan
Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu Guru dan
Tenaga Kependidikan merupakan program yang sudah berlangsung sejak tahun 2003
sampai saat ini. Ini menunjukkan bahwa program kemitraan memiliki urgensi yang
tinggi dalam memecahkan masalah pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan
secara nasional.
Pelepasan Peserta Program Kemitraan Guru dan Tenaga
Kependidikan Tahun 2019 dilakukan di ballroom Marc Hotel Passer Baroe,
Jakarta pada Jumat malam (2/8/2019). Memberikan laporan kegiatan yakni Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano.
“Saya rasa ini kegiatan yang paling berkesan, kita
sudah dibuka dulu dengan awal ada gempa sedikit. Dan ini mudah-mudahan tanda
keberkahan buat kita untuk memulai kegiatan ini,” kata Dirjen GTK Supriano.
Pada tahun 2019 ini salah satu usaha peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan yang dilakukan oleh Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK) melalui tiga direktorat teknis yaitu Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus, dan Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar adalah
melaksanakan Program Kemitraan Guru dan Tenaga Kependidikan.
“Jumlah guru dan kepala sekolah yang terlibat dalam
program kemitraan pada tahun ini, guru SMP ada guru inti, guru mitra, guru
imbas jumlahnya 2.584. Guru SMA ada guru inti, guru mitra, guru imbas jumlahnya
ada 1.350. Ditambah kepala sekolah SMP ada 900. Ditambah kepala sekolah SMA ada
450, sehingga totalnya pada tahun ini 5.284,” terangDirektur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano.
Pelepasan Peserta Program Kemitraan Guru didahului
oleh Workshop Guru Inti dan Mitra Program
Kerja Sama Melalui Kemitraan Tahun 2019. Kegiatan workshop dilakukan
untuk mempertemukan guru inti dengan guru mitra untuk pertama kalinya. Guru
inti berasal dari 10 kabupaten/kota yang dikategorikan sebagai daerah yang
secara nasional memiliki rerataan capaian nilai UN yang tinggi. Sedangkan guru
mitra berasal dari daerah yang secara nasional memiliki capaian UN yang rendah.
UN yang dimaksud adalah UN tahun pelajaran 2017/2018.
“Pertemuan guru inti dan guru mitra ini bertujuan
memberikan pemahaman kepada para peserta tentang kemitraan guru dan tenaga
kependidikan. Mengiringi peserta untuk berkolaborasi dan saling berbagi
pengalaman terbaik dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas,” ujar
Supriano.
Integrasi konsep dan tahapan kegiatan ini dilakukan
untuk menghasilkan percepatan pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan secara
nasional, khususnya pada wilayah-wilayah yang memiliki nilai capaian rerata
Ujian Nasional dan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang rendah. Peserta program
terdiri dari tiga kategori, yaitu peserta inti, mitra, dan imbas dari unsur
guru. Unsur guru SMP terdiri dari guru mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA. Guru SMA terdiri dari guru mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
“Kegiatan On
the Job Learning (OJL) dilaksanakan selama 7 hari di sekolah guru
inti. Secara teknis program kemitraan adalah mewujudkan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), penguatan kompetensi pembelajaran, pembelajaran abad
21, gerakan literasi sekolah secara terpadu melalui peran guru di kelas. Peran
kepala sekolah di tingkat satuan pendidikan melalui penguatan komunitas belajar
di daerah masing-masing,” tutup Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Supriano kala memberikan laporan kegiatanPelepasan Peserta Program Kemitraan
Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2019 di ballroom Marc Hotel Passer
Baroe, Jakarta pada Jumat malam (2/8/2019).
Sumber : https://gtk.kemdikbud.go.id
0 Response to "Mengimbaskan Praktik Baik Pembelajaran Melalui Program Kemitraan"