Guru Bertaraf Internasional
Begitu cepatnya grafik perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini, seakan tidak ada waktu untuk berhenti sejenak, sekadar memberikan kesempatan kepada dunia pendidikan kita berbenah.
Kondisi ini memberikan sebuah gambaran bahwa siapa yang tidak bergerak, maka jangan harap dapat mengikuti pergerakan tersebut. Begitupun dalam dunia pendidikan, guru dituntut untuk selalu dinamis dan adaptif dalam mengikuti perkembangan zaman dan arus globalisasi dunia.
Guru tidak hanya mengajarkan muridnya berlari sendiri untuk menggapai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi dirinya sendiri lupa kalau seharusnya larinya guru harus lebih cepat daripada muridnya dalam menggapai perubahan perkembangan zaman. Slogan sebuah iklan “Inovasi Tiada Henti” harusnya tetap terpatri pada jiwa guru untuk menjadi guru yang profesional dan modern.
Miris rasanya, apabila sebagian guru yang ada di Indonesia masih belum melek teknologi, padahal hal ini menjadi fondasi dasar agar pendidikan kita mampu bersaing dengan negara lain. Bagaimana mau membentuk generasi bangsa yang berdaya guna, kalau gurunya saja tidak mau meng-upgrade kemampuannya unuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi pilar keberhasilan dalam dunia pendidikan. Bisa dibayangkan betapa ‘lemah’nya dunia pendidikan kita, di mana banyak guru yang tidak mengenal dunia internet dan tidak punya akses ke dunia maya.
Padahal di semua sudut dunia, orang dari berbagai macam suku, bangsa, agama, dan pendidikan sudah terhubung dan berkomunikasi dengan internet. Apa jadinya jika orang-orang ‘lemah’ ini diminta untuk mengadakan perubahan di dunia ini? Pendidikan di Indonesia harus memiliki dan mendapatkan guru berkualitas modern, mengingat dunia pendidikan perlu mengalami perubahan yang sama cepatnya dengan dunia ilmu pengetahuan dan dunia bisnis.
Kalau tidak, maka dunia pendidikan hanya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang ‘alergi’ terhadap perkembangan negara lain. Apa pun perubahan dan inovasi pendidikan yang hendak dilakukan oleh bangsa ini kalau mutu guru-nya rendah maka semuanya akan sia-sia. Guru dituntut bukan hanya profesional saja dalam menjalankan tugasnya, melainkan guru juga harus memiliki ruh modernisasi dalam jiwa mengajarnya sebagai bagian dari tuntutan menghadapi persaingan pendidikan dengan negara lain.
Guru modern adalah guru yang mampu meninggalkan paradigma lama dalam proses pembelajaran sehingga selalu melakukan perubahan sesuai dengan kondisi zaman dan selalu mencari sesuatu yang baru untuk perbaikan pendidikan. Guru modern tidak akan pernah alergi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menjadikan perubahan tersebut sebagai senjata untuk memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik.
Seorang guru juga dituntut untuk memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan membentuk sikap dan jiwa yang bermoral dan dapat bertahan pada era kompetisi yang sangat tinggi. Tugas mulia ini menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan dan teknologi semata, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional.
Pola Pikir Sempit
Jangan sampai guru seperti katak dalam tempurung, dimana pola pikir dan wawasan yang sempit akan menyebabkan guru malas untuk melakukan perubahan yang progresif dan sudah merasa puas dengan kondisi dan apa yang diterimanya saat ini. Pemikiran seperti ini tentunya sangat berbahaya manakala terbawa pada saat guru melakukan interaksi pembelajaran dengan peserta didik. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat, telah mengubah karakter pendidikan menjadi serba tidak terduga sebelumnya.
Markus Smylie dan John Conyers (1991) berpendapat bahwa perubahan yang cepat dalam karakteristik, kondisi, dan kebutuhan belajar siswa serta pengetahuan tentang pembelajaran akan berkembang secara dramatis. Kondisi ini tentunya akan membentuk suatu tantangan yang belum pernah ada sebelumnya. Pengetahuan dan keterampilan guru harus adaptif terhadap berbagai perubahan sehingga harus selalu terbarukan (up to date).
Sangat berat memang untuk mendapatkan guru yang adaptif terhadap perubahan dan tuntutan zaman, hal ini dikarenakan tidak semua guru memiliki kemampuan yang sama, baik dari segi latar belakang pendidikan, usia maupun pengalaman. Tentunya dalam situasi seperti ini pemerintah harus berupaya untuk memberikan pelatihan dan bimbingan terpadu untuk meningkatkan kualitas guru dalam menuju konsep modern, sehingga memungkinkan mereka berlatih dan memperoleh nilai tambah.
Karena belajar dari pengalaman orang lain, mengembangkan mutu pelaksanaan tugas melalui perbaikan pekerjaan sehari-hari, dan merefleksikan pikiran agar gagasannya bermanfaat untuk orang lain, lebih dari itu mempromosikan hasil karyanya dengan bantuan teknologi, sehingga mendapat apresiasi dari masyarakat dunia. Kiprah guru menuju kualitas modern dapat dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu dalam diri guru sendiri.
Guru harus dibekali dengan kemampuan hard skill dan soft skill untuk mengubah pada lingkungan terdekat, yaitu sekolah. Keberhasilan guru di sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan guru tersebut dianggap telah mampu menciptakan konsep pembelajaran progresif yang tidak kalah kualitasnya dengan guru yang ada di luar Indonesia.
Bahkan, tidak sedikit guru kita yang mampu menghasilkan lulusan dengan kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia. Selain itu, berbagai macam penghargaan yang diraih oleh siswa Indonesia di tingkat internasional memberikan bukti bahwa guru Indonesia sebenarnya mempunyai kemampuan yang setara dengan guru negara lain.
Walaupun sekolah bertaraf internasional telah dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu, tetapi ruh pendidikan modern diupayakan tidak padam dalam diri guru kita. Justru kondisi inilah yang menjadi cambuk bagi guru untuk membuktikan pada dunia bahwa guru Indonesia mampu bersaing secara internasional dalam peningkatan mutu pembelajaran.
Menuju pendidikan berkualitas internasional mutlak dilakukan untuk mewujudkan kiprah dan kontribusi guru Indonesia di kancah dunia. Selain itu konsep modern juga menjadikan motivasi bagi dunia pendidikan Indonesia untuk mengurangi ketertinggalan kualitas dari negara lain.
Ungkapan dari slogan “soal rasa hanya lidah yang tahu”, memang benar adanya. Artinya untuk mengetahui kualitas pendidikan Indonesia maka parameternya adalah pengakuan dunia. Ironis dan memprihatinkan, apabila melihat kondisi pendidikan kita di mana untuk posisi di Asia Tenggara saja mutu pendidikan kita masih jauh ketinggalan dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kondisi inilah yang mengharuskan dunia pendidikan Indonesia untuk segera berbenah agar tidak semakin terpuruk dan jauh tertinggal dari negara lain.
— Joko Sulistiyono, guru SMA 6 Semarang
0 Response to "Guru Bertaraf Internasional"