8 Dampak Negatif Berlakunya Sekolah Unggulan
Pada dasarnya, status
" sekolah favorit" adalah penilaian yang diberikan oleh
masyarakat, bukan oleh pemerintah. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan ( Kemendikbud) tidak pernah membuat 'label' pembeda antara
" sekolah favorit" dan "sekolah non favorit".
Oleh karena itu,
sistem zonasi yang diterapkan pemerintah diharapkan akan mampu
menghapus imej tersebut dan melakukan pemerataan kualitas pendidikan di
seluruh sekolah Indonesia.
Berdasarkan akun Instagram resmi
Kemendikbud @kemdikbud.ri (28/1/2019), berikut 8 alasan pemerintah ingin
menghapus imej "sekolah favorit" dan menerapkan kebijakan zonasi
untuk pemerataan peningkatan mutu pendidikan di seluruh sekolah.
8 dampak negatif
"Favoritisme Sekolah"
1. Siswa menempuh
perjalanan jauh dan bahkan ada yang tinggal jauh dari orangtua.
2. Penekanan kompetisi pada siswa, eksklusif
hanya bagi siswa dengan nilai UN tinggi.
3. Ketidakadilan bagi anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu.
4. Pelabelan anak bodoh atau pintar
hanya berdasarkan nilai UN.
5. Ketidakadilan bagi siswa dengan
nilai UN kurang.
6. Perhatian pemerintah pusat atau
pemerintah daerah hanya kepada "sekolah favorit".
7. Guru kurang termotivasi untuk
meningkatkan kompetensi diri.
8. Suburnya praktik jual beli kursi
dan pungli.
#SahabatDikbud, status "sekolah favorit" adalah penilaian yg diberikan oleh masyarakat, bukan pemerintah, karena itu pemerintah ingin menghapus label "sekolah favorit" dan menerapkan kebijakan zonasi untuk pemerataan mutu pendidikan di Indonesia. #pendidikanuntuksemua pic.twitter.com/2aKdcT7GfZ— Kemendikbud (@Kemdikbud_RI) 29 Januari 2019
Tujuan
pendidikan berbasis zonasi
Kemendikbud melalui sistem
pendidikan berbasis zonasi berupaya untuk menghapus imej "sekolah
favorit" yang terlanjur berkembang di tengah masyarakat.
Sistem pendidikan berbasis zonasi
diharapkan akan mendatangkan beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Mendekatkan siswa dengan
lingkungan sekolah.
2. Menghilangkan praktik jual-beli
kursi dan pungli.
3. Mendorong tumbuhnya suasana kelas
yang heterogen dan mendorong anak bekerjasama.
4. Menjadi alat ukur intervensi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
5. Pemerataan akses dan kualitas
pendidikan.
6. Peningkatan kapasitas guru.
0 Response to "8 Dampak Negatif Berlakunya Sekolah Unggulan"