Angket Kemendikbud: Siswa-Siswa Cerdas Ogah Jadi Guru

Dunia pendidikan di Indonesia diperkirakan bakal suram. Pasalnya, banyak siswa SMA/MA yang cerdas ogah jadi guru. Mereka memilih profesi jadi pengusaha dan wirausaha hebat.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno mengungkapkan, berdasarkan hasil angket yang disebar di 8584 SMA/MA penyelenggara UNBK (ujian nasional berbasis komputer), terungkap 11 persen dari 521.500 siswa (25,94 persen peserta UNBK) memilih menjadi guru.

Sayangnya, mereka yang memilih menjadi guru, yang mayoritas perempuan, nilai UN-nya rendah.

"Ini menjadi perhatian kami karena siswa-siswa cerdas ogah jadi guru. Mereka maunya jadi pengusaha hebat, wirausaha, dan presiden. Yang nilai UN rendah malah tertarik jadi guru," kata Totok dalam taklimat media di Kantor Kemendikbud, Selasa (7/5).

Tunjangan sertifikasi guru ternyata tidak membuat siswa tertarik. Hal ini lanjut Toto harus mendapatkan perhatian serius bagaimana agar siswa yang cerdas-cerdas itu mau jadi guru.

"Bagaimana bisa mutu pendidikan di Indonesia maju kalau gurunya tidak cerdas. Lihat saja nilai UN 11 persen siswa yang bercita-cita guru, hanya Bahasa Indonesia yang lumayan. Bahasa Inggris dan Matematika jeblok," tuturnya.

Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Harris Iskandar menduga, banyak siswa cerdas menolak jadi guru karena melihat kehidupan tenaga honorer. Padahal ada 2 juta lebih guru PNS yang hidup sejahtera karena mendapat berbagai tunjangan.


"Yang terjadi sekarang, profesi guru kan hidupnya enggak enak karena guru honorer itu. Ini yang harus diluruskan. Guru harus jadi profesi yang grade A. Artinya tidak sembarangan orang bisa jadi guru. Guru juga bukan pilihan terakhir bagi siswa," pungkasnya. (jpnn.com)

0 Response to "Angket Kemendikbud: Siswa-Siswa Cerdas Ogah Jadi Guru"