Hebohnya Pesan Status WhatsApp Yang Bisa Curi Data, Ini Penjelasannya

Di media sosial Facebook, beredar informasi yang menyebutkan bahwa notifikasi status dari Whatsapp kepada pengguna aplikasi Whatsapp adalah penipuan.

Informasi itu tersebar tak lama setelah status yang dibuat oleh WhatsApp mulai muncul di linimasa, berdampingan dengan konten status dari pengguna.

Informasi yang beredar di media sosial menyebutkan, jika pengguna WhatsApp menekannya, maka data rekening bank dan data pribadi akan berpindah tangan. Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut disebarkan oleh seorang warga Malaysia bernama Amad Ewan di media sosial Facebook.

Tak berselang lama, sejumlah akun lain juga menyebarkan informasi tersebut dengan membagikan tangkapan layar dari unggahan Amad Ewan.

Akun itu di antaranya akun Facebook Siti Nuraisyah, Subhan AR, dan Nurrie Nur. Berikut narasi yang disebarkan:

"Perhatian..TAKTIK BARU SCAMMER.....Hati2 dapat msg dari WhatsApp, tadi dah masuk berita tv3 Malaysia, Jangan Tekan Link Biru tu, kalau tekan data account bank dan data peribadi akan dipindahkan".

Bukan hanya narasi, para pengunggah juga membagikan tangkapan layar program berita dari sebuah stasiun televisi Malaysia yang sedang membahas WhatsApp.  

Benarkah status dari WhatsApp ini merupakan jebakan scammer yang bisa mengambil alih data pribadi dan rekening bank pengguna?

Penelusuran Kompas.com

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang menyebut status dari WhatsApp ini merupakan jebakan scammer yang bisa mengambil alih data pribadi dan rekening bank pengguna adalah tidak benar.

Dikutip dari The Star, Jumat (29/1/2021), pernyataan itu datang sendiri dari pemilik akun Facebook yang pertama kali mengunggah informasi tersebut, yakni Amad Ewan.


Kini, Amad Ewan telah menghapus unggahannya yang keliru itu setelah mendapat penjelasan bahwa status yang diunggah oleh WhatApp tidak berbahaya.

Ia mengaku, membagikan unggahan tersebut hanya untuk menyebarkan kesadaran tentang potensi taktik penipuan.

Akun Facebook Amad Ewan kemudian membuat unggahan baru yang berisi permohonan maaf karena telah menimbulkan kecemasan dan mengimbau semua orang untuk tidak panik lagi.

Sebelum dihapus, unggahan Amad Ewan di Facebook tercatat sudah dibagikan setidaknya sebanyak 50.000 kali.

Sementara itu, tangkapan layar program berita dari sebuah stasiun televisi Malaysia, tidak membahas soal munculnya status dari WhatsApp.

Berita yang dimaksud adalah soal penipu yang mencoba membajak akun WhatsApp pengguna dengan menipu mereka agar membagikan kode verifikasi enam digit mereka.

4 pesan WhatsApp melalui status ke pengguna

Melansir Live Mint, (29/1/2021), aplikasi perpesanan yang telah populer di kalangan masyarakat ini nampaknya merasa gelisah setelah beberapa penggunanya bermigrasi ke platform lain yang dianggap lebih aman seperti Telegram dan Signal.

Pengguna WhatsApp mendapatkan empat pesan yang ditampilkan pada status mereka dari kontak bernama "WhatsApp".

Pesan pertama pada status tersebut meyakinkan penggunanya jika privasi akan masih terjaga.

"Kami berkomitmen untuk privasi Anda".

Sementara tiga pesan lainnya menjelaskan WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi yang terenkripsi, tidak dapat melihat lokasi yang dibagikan, dan tidak membagikan kontak dengan Facebook.

Berikut bunyi ketiga pesan tersebut:

1."WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena terenkripsi end-to-end"

2. "WhatsApp tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan"

3."WhatsApp tidak membagikan kontak Anda dengan Facebook".

Kesimpulan

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut bahwa notifikasi status dari Whatsapp pada pengguna aplikasi Whatsapp adalah penipuan adalah tidak benar alias hoaks.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "[HOAKS] Status Berlogo WhatsApp adalah Jebakan Scammer Curi Data Pribadi"

0 Response to "Hebohnya Pesan Status WhatsApp Yang Bisa Curi Data, Ini Penjelasannya"