Pendidikan Masa Kini

Fakta hampir di setiap lampu merah di sudut kota besar ada potret hidup bocah kecil menghiasi perempatan jalan. Teriakan bocah penjaja koran, pedagang asongan, sampai seniman jalanan, selalu terdengar. Bermodal sepotong kayu dan skrup penutup botol mereka menyanyikan lagu simponi kehidupan. Dari mulai lagu sindiran bagi para koruptor, pejabat yang rakus, orang kaya yang sombong sampai anggota Dewan yang molor saat diskusi soal rakyat. Hebat, hampir setiap liriknya mengandung pesan moral.

Belum lagi lagu kesedihan versi bocah jalanan yang mengisahkan mahalnya biaya pendidikan yang membuat mereka putus sekolah. Jika mereka putus sekolah karena tak punya biaya, bukankah pesan UUD 1945 Pasal 31 telah termaktub bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran?

Perintah iqro yang merupakan wahyu pertama dalam surat al Alaq memiliki tuntutan dan pesan long life education. Rasulullah SAW mengingatkan akan pentingnya kewajiban menuntut ilmu dalam sabdanya,”Tuntutlah ilmu dari mulai buaian sampai ke liang lahat." Tokoh Pendidikan Ki Hajar Dewantoro mengingatkan bahwa salah satu strategi mencapai perubahan bangsa yang lebih merdeka adalah dengan memperhatikan peran sektor pendidikan.

Kini muncul tren baru dalam dunia pendidikan. Ternyata bisnis pendidikan menjadi lahan baru yang menggiurkan kaum kapitalis. Dengan menambah label bonafide, unggulan, teladan, terpadu atau sejenisnya, maka keberpihakan pendidikan hanya bagi orang berduit. Gedung mewah, fasilitas lengkap, dan biaya mahal semakin menggeser dan menggusur hak orang miskin untuk meraih pendidikan yang layak. Mungkin masih terngiang cerita dulu saat bangganya siswa miskin berprestasi mendapatkan beasiswa dari sekolah. Kini tidak lagi, cita-cita anak pintar tak bermodal hanya menjadi seonggok harapan.

Saatnya peduli pendidikan masyarakat miskin tidak lagi sekadar wacana, seminar, diskusi, atau sekadar janji mendengar jajak pendapat para ahli. Memberikan kesempatan kepada si Mamat yang biasa bertelanjang kaki jauh lebih berarti. Boleh jadi dari serentetan prestasi pengelolaan zakat yang profesional, kekuatan zakat menjadi solusi untuk memberi kesempatan orang miskin meraih prestasi. Wallahu a’lam bis showab.

0 Response to "Pendidikan Masa Kini"