SE Mendikbud tentang Peniadaan UN dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar
Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu pokok
penting dalam edaran ini adalah keputusan pembatalan ujian nasional (UN) Tahun
2020.
"Setelah kami pertimbangkan dan diskusikan dengan Bapak
Presiden dan juga instansi di luar, kami di Kemendikbud telah memutuskan untuk
membatalkan ujian nasional di tahun 2020. Tidak ada yang lebih penting daripada
keamanan dan kesehatan siswa dan keluarganya," disampaikan Mendikbud, di
Jakarta, Selasa (24/03).
Dijelaskan Nadiem, dengan dibatalkannya UN, keikutsertaan UN
tidak menjadi syarat kelulusan ataupun syarat seleksi masuk jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. "Kita juga sudah tau bahwa Ujian Nasional bukanlah
syarat kelulusan ataupun untuk seleksi masuk jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Mengikuti UU Sisdiknas (sistem pendidikan nasional), evaluasi itu ada
di guru, dan kelulusan ada di sekolah," ujarnya.
Mendikbud menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang
telah berusaha mempersiapkan dan mengawal UN agar terlaksana dengan baik.
Jajaran Kemendikbud mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para
Kepala Dinas Pendidikan, ratusan ribu proktor dan teknisi, ribuan tenaga
helpdesk, serta jutaan siswa yang telah bekerja keras mempersiapkan
terselenggaranya Ujian Nasional," tuturnya.
Sementara itu, Mendikbud juga menjelaskan mengenai mekanisme
Ujian Sekolah, bahwa ujian atau tes yang yang diselenggarakan dalam bentuk
tatap muka tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilakukan sebelum
terbitnya edaran ini. Ujian Sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio
nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring,
dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya.
Sekolah yang telah melaksanakan Ujian Sekolah dapat
menggunakan nilai Ujian Sekolah untuk menentukan kelulusan siswa. Bagi sekolah
yang belum melaksanakan Ujian Sekolah berlaku ketentuan:
- (1) kelulusan Sekolah Dasar (SD)/sederajat ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir (kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 semester gasal). Nilai semester genap kelas 6 dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan;
- (2) kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA) /sederajat ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir. Nilai semester genap kelas 9 dan kelas 12 dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan; dan
- (3) kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/sederajat ditentukan berdasarkan nilai rapor, praktik kerja lapangan, portofolio dan nilai praktik selama lima semester terakhir. Nilai semester genap tahun terakhir dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan.
Adapun kenaikan kelas dilaksanakan dengan ketentuan:
- (a) Ujian Akhir Semester untuk kenaikan kelas dalam bentuk tes yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan sebelum terbitnya edaran ini;
- (b) UAS untuk kenaikan kelas dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya.
"Baik Ujian Sekolah maupun Ujian Akhir Semester
dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu
mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh," terang Nadiem.
Terkait belajar dari rumah. Mendikbud menekankan bahwa
pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
"Kami ingin mengajurkan bagi daerah yang sudah melakukan belajar dari
rumah agar dipastikan gurunya juga mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan
guru, itu sangat penting," pesan Nadiem.
Pembelajaran daring/jarak jauh difokuskan pada peningkatan pemahaman
siswa mengenai virus korona dan wabah Covid-19. Adapun aktivitas dan tugas
pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk dalam hal kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.
Bukti atau produk aktivitas belajar diberi umpan balik yang bersifat kualitatif
dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
"Walaupun banyak sekolah menerapkan belajar dari rumah, bukan berarti
gurunya hanya memberikan pekerjaan saja kepada muridnya. Tetapi juga ikut
berinteraksi dan berkomunikasi membantu muridnya dalam mengerjakan tugasnya.
Mohon walaupun bekerja dari rumah, mohon siswa-siswa kita juga dibimbing,"
jelas Mendikbud.
"Kami sedang dan terus melakukan kerja sama dengan
berbagai perusahaan telekomunikasi untuk memberikan subsidi data bagi siswa dan
guru yang melakukan pembelajaran daring," imbuhnya.
Menyoal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2020,
Mendikbud meminta agar Dinas Pendidikan dan sekolah dapat menyiapkan mekanisme
PPDB yang mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19,
termasuk mencegah berkumpulnya siswa dan orangtua secara fisik di sekolah.
Kemudian, PPDB pada Jalur Prestasi dilaksanakan berdasarkan :
- (1) akumulasi nilai rapor ditentukan berdasarkan nilai lima semester terakhir; dan/atau
- (2) prestasi akademik dan non-akademik di luar rapor sekolah.
Lebih lanjut, Mendikbud menjelaskan bahwa Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin) Kemendikbud akan memberikan bantuan teknis bagi daerah
yang memerlukan mekanisme PPDB daring.
Terkait pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS)/Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP), dalam Petunjuk Teknis (juknis)
Pengelolaan Dana BOS/BOP diperbolehkan untuk membeli barang sesuai kebutuhan,
termasuk untuk membiayai keperluan untuk pencegahan pandemi Covid-19 seperti
penyediaan alat-alat kebersihan, hand sanitizer, disinfektan, masker, serta
untuk membiayai pembelajaran daring/jarak jauh.
"Surat Edaran ini kami sampaikan kepada para Kepala
Daerah di seluruh Indonesia untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan kebijakan
pendidikan," pungkas Mendikbud.
*Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) download di sini
*Surat
Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan
Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan Serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) Unduh Surat Edaran di sini atau di sini
0 Response to "SE Mendikbud tentang Peniadaan UN dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19"