Mendikbud Nadiem Akan Uji Coba Kurikulum Baru Tahun 2021
Mendikbud Nadiem
Makarim mengatakan kurikulum baru akan diuji coba di sejumlah sekolah pada
tahun 2021.
"Kita ada
tim yang kuat yang sedang melaksanakan penyederhanaan dan rasionalisasi
kurikulum 2013. Tahun 2021 akan mulai kita coba di berbagai sekolah
penggerak," ujarnya pada Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI,
Jakarta, Kamis (3/9).
Ia mengatakan
pada kurikulum baru nanti, guru harus mengetahui kompetensi dan kemampuan
masing-masing siswa di kelasnya. Sehingga para guru tersebut akan mengajar
berdasarkan kompetensi dan kemampuan siswa.
Menurut Nadiem,
hal tersebut bisa terjadi karena kurikulum baru akan memiliki berbagai modul
yang bisa disesuaikan dengan kemampuan siswa. Nantinya, sambung dia, guru yang
akan memutuskan modul yang cocok dipakai untuk masing-masing siswa.
"Tidak
diseragamkan kompetensinya, tapi diberi kemerdekaan guru mengajar di level yang
tepat untuk anaknya. Anak tidak belajar kalau terlalu gampang, anak tidak
belajar kalau terlalu sulit," katanya.
Kurikulum darurat
yang diterbitkan selama pandemi, lanjutnya, juga bisa menjadi gambaran
modifikasi kurikulum yang bakal diuji coba nanti. Pasalnya, kurikulum darurat
sudah melewati proses penyederhanaan yang juga dilalui kurikulum baru.
Asesmen
Kompetensi Minimum Mulai Tahun 2021
Nadiem
mengatakan 2021 juga bakal jadi tahun pertama Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
atau pengganti Ujian Nasional (UN) digelar di seluruh Indonesia.
Pihaknya bakal
melakukan penyempurnaan sistem, perlengkapan fasilitas dan pelatihan guru untuk
pelaksanaan AKM sepanjang 2021 mendatang.
"Tidak
mungkin lancar, karena pertama kali tahun 2021 pasti banyak tantangan. Tapi
Insyaallah dengan dukungan kepala dinas kita bisa pastikan infrastruktur
siap," ujarnya.
Untuk
menjalankan proses modifikasi kurikulum serta penyempurnaan AKM, Kemendikbud
menganggarkan dana hingga Rp1,48 triliun pada tahun anggaran 2021.
Rinciannya
sebesar Rp518,8 miliar untuk pelatihan-pendampingan kurikulum untuk guru dan
tenaga kependidikan, serta Rp137,8 miliar untuk pengembangan kurikulum.
Kemudian Rp346,9
miliar untuk implementasi kurikulum di sekolah dan daerah, Rp358,2 miliar untuk
AKM dan akreditasi, serta Rp120,2 miliar untuk pendampingan pemerintah daerah
terkait AKM.
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com
Siap pak. Demi generasi. Indonesia
ReplyDelete